Sunday, May 17, 2015

Cerita Celana Ketat

"Dan sekarang apakah yang akan Anda katakan tentang wanita yang memakai celana panjang menyerupai laki-laki, tambahan pula celana itu ketat dan tetap menggambarkan bentuk tubuh pemakainya, bahkan merangsang anak-anak muda? Saya tidak ragu sama sekali, bahwa mereka sebenarnya telah kehilangan keseimbangan berfikir. Apa maunya dengan memakai celana seperti itu? Bukankah dengan itu malah terlepas dari tabiat kewanitaannya dan membikinnya semakin buruk dan jelek, sekalipun mereka merasa bertambah cantik dan molek dan terpelihara dari gangguan anak-anak muda. Tapi kalau niatnya memang agar lebih menarik, maka yang akan tertarik hanyalah PEMUDA YANG RUSAK pula, yang tidak tahu sedikit pun keutamaan, kesopanan, dan perasaan yang luhur."

dikutip dari:
Fiqhul Mar'ah Al-Muslimah
Ibrahim Muhammad Al-Jamal



Kutipan tulisan tersebut keras memang, dan saya sengaja pakai capslock biar lebih greget.
Bukan merasa lebih baik dari mereka yang masih menggunakan celana ketat, bukan pula menghakimi dan mendoakan mereka hal-hal yang buruk. Saya menulis ini karena ingin kita semua selamat <3

Sebagai manusia yang tak luput dari dosa, bodoh, dan banyak lasut, saya pernah mengalami pakai celana jeans ketat. Padahal dari lubuk hati beneran ga nyaman pake celana ini, lebih nyaman pake celana PDL atau celana cargo (yang jelas-jelas sama aja salahnya karena menyerupai laki-laki). Tapi berhubung tren, gaya, keliatan lebih kurus, dan segudang alasan bodoh keduniaan lainnya, maka saya pun sukses jatuh ke lubang kerusakan berjudul "celana jeans ketat".

Pada suatu hari, qadarullah, saya kenalan sama seorang akhwat shalihah yang super haluuuus, penyabar, dan keibuan. Kami tinggal satu kontrakan dan sekamar juga. Saat saya pake celana jeans ketat, dia dengan lembutnya bilang, "Dulu juga saya pakai celana seperti itu, sekarang sih engga mau lagi. Cukup dipakai jadi daleman gamis aja." katanya sambil senyum tulus (rasanya pengen meluk dia sekarang huhu). Sejak dia bilang gitu saya jadi suka terngiang kata-katanya. Walaupun engga langsung ngefek. Kesel juga sama diri sendiri yang bebal banget dan hatinya udah ketutup dosa-dosa sampai dengerin nasihat aja susah bener :')

Lama kelamaan saya juga mulai sadar dan banyak peristiwa lainnya yang semakin membuat saya sadar bahwa pake celana jeans ketat itu salah. Pake celana biasa aja salah (kalau tidak dilapisi rok/gamis) karena menyerupai laki-laki. Trus, berjodohnya sama kutipan tulisan di atas. Nah loh... Bagaikan crossbow bolts menembus semangka :') Ntar saya bakal dapet pasangan yang rusak? Oh no no no! Pasangan yang ngerti hakikat hidup ini pasti pengen pasangannya sama-sama selamat di Hari Perhitungan kelak kan? Trus masa ntar saya dibiarin aja pake celana ketat-ketat begitu? Padahal Allah Azza wa Jalla sudah memerintahkan dengan sangat jelas bahwa muslimah harus MENUTUP auratnya. MENUTUP loh temaan BUKAN MEMBUNGKUSNYA :') Pasangan macam apaaaa :')

Oleh karena itu, sami'na wa atho'na. Allah sudah berfirman dalam QS Al Ahzab (33) ayat 59,
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin 'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka' Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang".
Allah Swt itu Maha Baik, di ujung ayatnya juga udah dikasih tau "Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang". Sebuah pernyataan yang sangat saya perlukan karena merasa salah dan berdosa banget :'( Untuk para laki-laki juga, baik itu yang masih jadi calon bapak-bapak maupun yang sudah jadi suami dan sudah jadi bapak, ingatkan istri dan anak perempuan kalian juga untuk menutup aurat ya! Masa mau sih istri dan anak perempuannya jadi konsumsi publik? oh no -_- 

1 comment: