Thursday, April 23, 2015

Uji Diskriminatif

Uji diskriminatif terdiri atas dua jenis, yaitu uji difference test (uji pembedaan) yang dimaksudkan untuk melihat secara statistik adanya perbedaan diantara contoh dan sensitifity test, yang mengukur kemampuan panelis untuk mendeteksi suatu sifat sensori.

Uji Pembeda
Diantara uji pembedaan adalah uji perbandingan pasangan (paired comparation test) dimana para panelis diminta untuk menyatakan apakah ada perbedaan antara dua contoh yang disajikan; uji duo-trio (duo-trio test); uji segitiga (triangle test); dan uji ranking yang meminta para panelis untuk merangking sampel-sampel berkode sesuai urutannya untuk suatu sifat sensori tertentu.

Uji Duo Trio (duo trio test)
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik dari dua contoh. Meskipun dalam pengujian dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan pembedaan selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan. 
Uji duo-trio hampir sama dengan uji segitiga, tiap panelis diberikan 3 contoh, 2 contoh dari bahan yang sama dan contoh ketiga dari bahan yang lain. Bedanya adalah bahwa salah satu dari dua contoh yang sama itu dicicip atau dikenali lebih dulu dan dianggap sebagai contoh baku, sedangkan kedua contoh lainnya kemudian. Dalam penyajiannya, ketiga contoh itu dapat diberikan bersamaan atau contoh bakunya diberikan lebih dahulu kemudian contoh lainnya menyusul. Dalam pelaksanaan uji, panelis diminta memilih satu diantara dua contoh terakhir yang sama dengan contoh baku atau pembanding. Karena contoh yang dinilai ada dua maka peluang secara acak adalah 50%.
Uji Segitiga (triangle test)
Uji segitiga disebut juga uji triangle, uji ini digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Uji ini mula-mula diperkenalkan oleh dua ahli statistika Denmark pada tahun 1946. Dalam pengujian ini, masing-masing panelis diberikan secara acak tiga sampel berkode. Pengujian ketiga sampel dapat dilakukan bersamaan atau berurutan. Dua dari tiga contoh itu sama dan yang lain berlainan. Panelis diminta memilih satu diantara dua yang berbeda dari dua yang lain. Dalam uji ini tidak ada contoh baku atau pembanding. 
Dalam pemberian penilaian, panelis tidak boleh ragu, harus memilih atau menerka satu yang dianggap paling berbeda. Demikian pula jika panelis tidak dapat membedakan ketiga contoh tersebut. Karena tiga contoh sekaligus maka harus disiapkan agar ketiga ukuran, bentuk, dan warna atau sifat-sifat contoh yang tidak dimiliki dibuat sama. Dalam uji segitiga, keseragaman contoh sangat penting agar dapat dihindari pengaruh penyajian. 
Dalam pelaksanaan uji segitiga, panelis diminta memilih satu diantara tiga contoh yang berbeda dengan yang lain. Karena contoh yang dinilai ada tiga maka peluang secara acak adalah 1/3 atau 33%.

Uji Sensitivitas
Uji sensitivitas terdiri atas uji treshold, yang menugaskan para penelis untuk mendeteksi level treshold suatu zat atau untuk mengenali suatu zat pada level treshold-nya. Uji lainnya adalah uji pelarutan (dilution test) yang mengukur dalam bentuk larutan jumlah terkecil suatu zat dapat terdeteksi. Kedua jenis uji di atas dapat menggunakan uji pembedaan untuk menentukan treshold atau batas deteksi.


Sumber: Anonim. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam Industri Pangan. EBOOKPANGAN.COM

No comments:

Post a Comment