Bismillah..
First post on June! But unfortunately, It becomes a sad-post :')
Curhat dulu boleh ya? Boleh kan? Boleh ajalah da blog saya ini huehe. Lagipula saya yang tulis saya yang akan bertanggung jawab (.^v^:)
Terbiasa menang mudah terus tiba-tiba hatrick kalah. . .
*kemudian nangis*
Cuman Allah, selain saya, yang tau how much effort I've done.
Betapa sedikit yang saya pikir telah saya usahakan habis-habisan.
Sebetulnya aseli yah ini mah. Saya sama sekali ga sedih, saya sama sekali engga mengharapkan apa-apa. Tapi. . . kenapa nangiiiiis? w(*O* w)
Okey, It's start to pointless.
Jadi gini, saya bukan beasiswa hunter loh ya. Hanya saja...
*flashback*
Being an idealist but you lived in a place which people around you have no idea to understand you feels like...berada di tepi jurang, pengen teriak tapi ga bisa.)
Being an idealist but you lived in a place which people around you have no idea to understand you feels like...berada di tepi jurang, pengen teriak tapi ga bisa.)
Daaaan the only one yang mungkin saya lakukan dan mereka mengerti adalah 'Melanjutkan Kuliah'.
Akan tetapi pemirsa, 'Melanjutkan Kuliah' itu engga bisa bayar pake daun. Tapi bisa pake daun juga sih, kalo udah diolah jadi pupuk trus bikinnya berton-ton dan kontinyu trus dijual. Jadilah saya berpikir untuk mengandalkan beasiswa. Apply beasiswa itu pengalaman banget sih, mulai dari sendirian di gerbong kereta yang penumpangnya cuman 4 orang, bapak-bapak semua pula. Keliling Jakarta sambil berpacu dengan waktu, begadang baca artikel yang ternyata nonsense, nyubuh ke majalaya sambil nangis-nangis, sampe curhat di depan para interviewer. Saya akui, itu rame banget.
Kembali ke zaman saya kuliah, di mana saat saya mau ngajuin beasiswa serta merta ditolak dengan alasan orang tua saya orang mampu. Hiks.. Apa salahnya? Saya kan ngajuin beasiswa prestasi. Saya kan pengen engga ngebebani orang tua (T,,,T)
Itu sih, yang saya pengen. Engga ngebebani orang tua. But it's hard kalau kamu punya sejuta batasan untuk tidak begitu begini dan kamu masih cukup bodoh untuk mencari uang. That's me, pemirsa. Itulah saya, si anak rengking 1 bla bla bla mahasiswa terbaik bla bla bla yang begitu lulus diem doang bisanya dan ngebebani orang tua.
Setelah lulus, beberapa hal udah saya coba, misalnya:
-Jualan susu murni yang untungnya ga seberapa, kena dampak resesi ekonomi rezim ji en ji yang naekin harga BBM seenak pasar. Dan saya cukup bodoh untuk ga punya ide lain selain berhenti jualan (curhat di dalam curhat).
-Jadi tutor di PAUD
-Buka kursus bikin cabochon buat ibu-ibu
-Jualan kaos kaki
-Jualan hasil crafting. Ini menyenangkan sih, dan kayaknya yg paling feasible.
Tapiiiiii... people couldn't see the profit and they thought I'm unemployed. And it makes me kinda stressed. Sebetulnya Allah Swt super baik dan saya sama sekali engga merasa kekurangan loh <3 hanya saja hati kecil ini berteriak karena merasa belum bisa menjadi anak yang baik.
Mungkin karena itu juga ya, ada sedikit 'ngarep' sama beasiswa-beasiswa ini yang ternyata engga didapetin. Jadi sedih, kemudian curhat di blog karena gatau mesti cerita ke siapa. Karena ini juga sebetulnya kayak ngeluh sih dan saya paling benci sama orang yang mengeluh. Jadi saya benci sama diri saya yang lagi ngeluh ini. Berarti solatnya lagi ga bener (buka deh QS Al-Maarij 19-23).
Nah itulah curhatnya. Engga usah dibaca dan engga usah dipikirin karena ga penting juga sih. Walaupun saya bodoh di urusan dunia, semoga saya tidak bodoh di urusan akhirat. Aamiin. Semoga saya dan pemirsa bisa mengambil hikmahnya karena itu berarti kita memiliki akal sehat (buka deh QS Al Baqarah 269). Daaan semua yang terjadi pada saya ini terjadi dengan izin-Nya. Insya Allah, yang saya minta adalah jalan yang diridhai-Nya. Berarti, Dia lebih ridha saya tidak dapat beasiswanya (^O^) *kemudian tania pun ceria lagi*
suka banget baca2 ceritanya
ReplyDeletemobil beko komatsu