Monday, July 27, 2015

Istanbul part 1

Sebetulnya aku merasa udik kalo posting-posting pamer aku pernah ke sana ke sini. Tapi baru saja aku menemukan notepad usang di pojokan hard disk laptopku yang isinya:
Minggu (281208) aku mau pergi ke Jogja. 
Sorenya ke bekasi dulu, besok paginya (291208), sekitar jam 06.00 baru berangkat ke jogja. Nyampe di sana jam 19.00. 
Besoknya pagi-pagi pergi ke gunung Merapi. Liat gunung Merapi dari menara di kaliurang, terus ke kaliadem. Ternyata di sana kelihatan lebih jelas dan termasuk jalur lahar. Di sana juga ada bunker dan rumah-rumah penduduk yang tertimbun batu-batu waktu Merapi meletus tahun 2006.
Setelah dari gunung Merapi, aku pergi ke candi Borobudur. karena 'reboisasi yang sukses', candi nya tidak kelihatan walaupun sudah masuk ke kawasan wisata candi Borobudur. jadi setelah beli tiket masuk seharga Rp 12.500, beli lagi tiket seharga Rp 5.000 untuk naik kendaraan mengelilingi candi. Akhirnya sampai, ternyata candi Borobudur terlihat seperti,,,,, candi. yaa memang candi. tapi sayangnya, banyak yang sudah tidak utuh lagi. padahal Candi Borobudur adalah salah satu warisan budaya dari jaman dulu.    

What? I even didn't remember that! Padahal itu terjadi tahun 2008, aku sudah besar dan harusnya memori itu bisa menempel dengan baik di otakku -,-
Bener-bener pikun aku ini. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa pamer hormat, aku akan menuliskan jurnalku selama liburan di Turki tahun lalu.



14 Juni 2014
Hari ini adalah hari yang exciting. Aku sekeluarga akan pergi ke Turki dengan MU Tour.
Pukul 12.30 kami berkumpul di Mesjid Al Lathiif Bandung untuk bersiap naik bis ke Bandara Soekarno-Hatta. Sesampainya di sana, kami take off sekitar pukul 19.50 dengan Turkish Airlines tujuan Istanbul. Makanan di pesawat itu tergolong mewah loh. Selain itu karena penerbangannya jarak jauh, setiap kursi dapet personal entertainment gitu. Bisa milih nonton film (filmnya lumayan lengkap. Beberapa yang aku kenal adalah Wolverine, Sherlock Holmes, Spiderman, dan lupa, lumayan banyak dan ada drama Jepang juga. Cuman pas aku coba nonton, ga ada subtitlenya sedangkan earphone di tempatku entah jatoh di mana. Jadinya kaya nonton film bisu). Bisa juga milih dengerin musik (sangat tidak disarankan, mending dengerin Murrotal) atau maen games (ada Language games gitu kayak game pembelajaran bahasa. Aku nyobain bahasa Perancis, Turki, dan Spanyol kalo ga salah. Pusing jadinya haha).
Makanannya lebih mewah dari warteg bujul.


15 Juni 2014
Landing di Istanbul sekitar pukul 06.10. It's really a loooong flight (maaf ya udik). Secara tumben aku ga bisa tidur dengan nyenyak dan kebangun bentar-bentar padahal itu penerbangan malam. The airplane is really noisy. Secara tumben juga suara bising mengganggu tidurku, padahal biasanya tidur ya tidur, bising ya bising. Mereka ga punya korelasi.
Menurut jadwal, seharusnya sesampai di Istanbul kami ke hotel dulu buat mandi dan nyimpen barang-barang. Namun ternyata batal ke hotel dulu dan langsung city tour.
Laut Marmara di sebelah jalan raya. Jadi inget Sorong.

Tujuan pertama kami adalah restoran Chinese yang katanya 'paling ada rasanya' dibandingkan makanan lain di sini. Tapi nyatanya, abon yang dibawa dari Indonesia sangat membantu :'D dan keputusan untuk bawa sambal sachet adalah keputusan yang sangat tepat.
Tampangnya sih menggugah selera. Habis juga karena lapar.
Tujuan selanjutnya adalah Ayasofya Müzesi atau yang lebih dikenal dengan Museum Hagia Sophia. Tiket ini dibagi-bagiin ke seluruh rombongan tur, tapi pas iseng liat ke posnya harga tiketnya 30 Lira (sekitar Rp. 150,000). Semua orang dalam rombongan dapet headset yang berfungsi menangkap suara tour guide pas ngejelasin. Tapi headset yang saya dapet malah kekeresekan dan akhirnya keliling-keliling sendiri. Agak rugi sih karena jadi gatau sejarah dan spot antiknya. Kebetulan juga pas ke sana museumnya lagi direnov. At least karena nemu kucing gede, jadi seneng deh.
Tiket masuk museum Hagia Sophia.


Kucing ini lebih gede dari kucing Indonesia loh.
Bagian dalamnya masih direnov.
This is the famous spot of Aya Sofya.
Kayaknya wajib untuk ngambil foto di spot yang paling famous. Di mana ada tulisan 'Allah', 'Muhammad', dan di tengahnya ada ilustrasi 'Maryam' (?). Well, secara pribadi aku engga suka ilustrasi manusia begitu di tengah. And she must be didn't want to see the illustration of herself too. "Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran..." (QS Al Maidah ayat 75).
This is the most interesting stuff in Aya Sofya.
I found this giant wooden stairs maybe before the exit gate. Can you imagine that people used to clean Aya Sofya? Menurutku ini canggih dan... portable!
Aya Sofya dari luar. Gagah.
Tujuan berikutnya adalah blue mosque. Yang unik di sini adalah semua orang yang mau masuk dikasi keresek untuk nyimpen sepatu, tapi format kereseknya diroll kaya plastik buat ngambil telur atau sayur di supermarket. Selain itu, orang-orang yang solat di mesjid ini bisa jadi tontonan karena banyak orang non-muslim masuk karena penasaran. Tentu saja non-muslim yang mau masuk harus menaati peraturan yaitu harus menutup aurat.
Ayo difoto difoto kubahnya~
Bagi wanita non-muslim, pihak mesjid menyediakan scarf buat dipinjam.
Ini adalah alasan kenapa orang-orang pada lihat ke atas. Hiasannya Masya Allah indah banget!
Dari hiasan di kubahnya, aku bisa tahu bahwa masyarakat Istanbul pada masa itu adalah orang-orang yang ulet dan berseni. Dari corak hiasannya yang mengandung unsur geometris dan floral ditambah dengan kaligrafi... Kebayang kecerdasan mereka pada saat itu. But, personally I prefer a simple mosque with granite for the wall and wooden tiles.

Gagah banget kalo dari jauh.
Makan siang lah dulu! Makannya di restoran le caique cibali. Ternyata di sana juga ada 'ci' nya haha. Menunya lumayan: baguette (?), irisan tomat dan seledri, sup kentang, nasi lemak, dan semur (?). Selain itu, olive oil menjadi tambahan wajib di semua resto (kalo di warung baso mah wajib ada cuka, ini olive oil).
Onaka ga suita!
Perut sudah terisi, saatnya angin-anginan! Bosphorus cruise!
Hallo, boat! Aye aye captain!
Duh gemesin gitu boat-nya.









Mendarat juga di Abdul Aziz Summer Palace (Beylerbeyi Palace).
Halo tuan raja kucing!
Bunga-bunga semak di bawah jembatan? Mungkin inilah yang disebut romantis.
Jadi di kastil ini ga boleh ngambil foto di dalemnya. Tapi kalo penasaran banget banget sih googling aja, ada kok. Semua sepatu harus pake 'baju' dari keresek kayak shower cap. Konon katanya tikar yang ada di dalem kastil ga boleh diinjek (seluruh permukaan lantai dilapisi tikar dari papyrus! lalu di atasnya dikasih karpet). Yang menarik adalah kursi-kursinya segede gaban tapi kaki kursinya pendeeek banget. Selain itu ukuran ranjangnya juga relatif kecil. Kalo aku tidur di situ mungkin kakinya menjuntai ke lantai (lebay sih, tapi ya keliatan kecil aja. Entah kalo nekat dicoba. Mungkin bakalan ditangkap otoritas setempat dan masuk headline news).

Next destination adalah Camlica Hill. Bagi para single terhormat, di sini bakalan ketemu banyak pengantin yang lagi foto (semoga sih foto post-wedding. Pre-wedding mah kan belum muhrim. Hus hus). Di sini juga aku ketemu pedagang es krim Turki yang terkenal akan kejahilannya. Jadi si es nya itu tetep nempel di sendoknya walalupun udah 'diusapin' ke cone yang kita pegang. Karena waktu itu belum tau, malu juga sih. Tapi langsung pasang poker face aja sampai si es nya bener-bener nempel di cone kita.
Emang cute sih tamannya. Gimana dong?
Ada hal yang menarik pas di Camlica Hill ini. Pas kita mau sholat Ashar, kita cari mushola. Di sana ada sebuah Mushola kecil (yang menurut saya lebih mirip kontainer dikasih sejadah di dalamnya). Pas mau masuk ke sana. . . Masya Allah, beberapa wanita berbadan besar, pakai jubah hitam-hitam, nyapa kami dan nanya kami dari mana. Pas kami bilang dari Indonesia, mereka dengan bangganya memperkenalkan kita ke temen-temen mereka, kata mereka, orang Indonesia itu bagus karena mereka sholat. Seakan-akan mereka jarang lihat orang Islam sholat. Padahal itu kan kewajiban harga mati. Hmm, jadi bingung.
Turki dari ketinggian.
Ada spot buat makan dan nongkrong-nongkrong juga. Didominasi oleh keluarga.
Beres dari Camlica Hill, langsung balik ke hotel karena udah kesorean. Walaupun masih musim panas dan matahari tenggelam pukul 20-21.00an, toko-toko udah mulai tutup dari jam 17.00. Ternyata para warga Turki lebih suka menghabiskan waktu libur di taman bareng keluarga. Jadi inget Bandung tercinta :').
Saatnya balik ke hotel.
Bersambung ya insya Allah.

2 comments:

  1. How to create a casino account - JTG Hub
    When you create 경상북도 출장마사지 a 충주 출장샵 casino account on 창원 출장샵 the website 의왕 출장샵 you will see an image of your favorite slot machine. The slots look beautiful, you 김포 출장샵 have no doubt

    ReplyDelete